Room 282 : "Aria's Journal"

Di sini adalah tempatku menuangkan semua pikiranku, baik itu novel, cerpen, maupun tulisan lainnya. Semoga kalian semua terhibur dan senang membaca semua tulisan yang ada di blog ini. Happy reading!

Preview Dua Cerbung Baru

Semuanya, bagaimana cerbung Kimi no Symphony? Menarik? Seru? Apapun pendapat kalian, aku berterima kasih karena kalian menyempatkan di sela-sela waktu kalian untuk membaca postingan cerbungku. (^ ^)

Kimi no Symphony - Chapter 20 & Epilogue



Satu tahun kemudian…
Rion melangkah dengan membawa seikat bunga di tangannya. Bunga mawar putih yang pernah dia berikan pada Keiko sebelum konser setahun yang lalu. Kakinya melangkah menyusuri pemakaman yang sore itu tampak lengang. Angin sepoi berhembus dan membuat rambutnya yang panjang mencapai kerah kemeja hitamnya agak berkibar.
Dari kejauhan, Rion melihat seorang laki-laki dan perempuan sedang duduk bersimpuh di samping sebuah makam. Rion mengenali laki-laki itu adalah Jason, kakak Keiko. Di sebelahnya pastilah tunangan Jason, Miranda.

Kimi no Symphony - Chapter 19



Sudah tiga minggu Keiko berlatih biola bersama Jason, dan permainannya semakin hari semakin bagus. Koridor lantai tiga rumah sakit tempatnya dirawat tidak pernah mengeluhkan suara permainan biola mereka, malahan, ada beberapa pasien yang sengaja datang untuk mendengarkan permainan biola yang menurut mereka bahkan lebih manjur dari obat-obatan itu.
Sudah tiga minggu juga Keiko merekam permainan biolanya dengan Jason. Bagian dari rencana, katanya, ketika ditanya oleh Henny yang kebetulan selalu menemani mereka bermain biola bersama Rion. Perekam suara itu sudah memuat lebih dari 30 lagu yang dimainkan oleh Keiko dan Jason, baik itu lagu buatan Keiko, Jason, atau lagu-lagu klasik yang biasa mereka mainkan dalam konser atau sebagai violinis tamu di berbagai orchestra.

Kimi no Symphony - Chapter 17



Rion merasa seluruh darahnya tersedot keluar ketika menyaksikan sebuah mobil melaju kencang kearah Keiko yang berusaha mengejar syalnya yang diterbangkan angin. Kejadian itu seperti adegan yang diperlambat. Rion merasakan kedua kakinya berlari menghampiri Keiko, berusaha menarik gadis itu ke tepi jalan, namun terlambat.

Kimi no Symphony - Chapter 15



Hari terakhir ujian semester, hanya ada satu mata pelajaran yang diujikan, dan setelahnya semua siswa terbebas dari keharusan menjawab soal-soal atau belajar dengan buku di bawah hidung mereka menghafal rumus-rumus Fisika, Kimia, atau Matematika yang kadang bisa membuat rambut mengalami kebotakan dini.
Keiko dan Henny baru saja kembali dari kantin, membeli sekotak nasi goreng dan sebotol jus jambu. Keiko membeli dua kotak karena dia dan Rion berencana akan piknik di taman bunga akademi.
“Aku boleh ikut? Dulu-dulu aku tidak sempat ke taman itu. Sekarang, aku ingin ke sana. Dan aku berjanji tidak akan mengganggu kalian berdua pacaran dan menjadi obat nyamuk.” Ujar Henny dengan senyum lebar.

Kimi no Symphony - Chapter 12



“Hayo!! Lagi memikirkan apa?”
Rion nyaris meloncat dari tempat duduknya ketika Henny secara tidak berperi-kemanusiaan mengejutkannya dari belakang. Untung saja dia tidak sedang melukis atau sedang menyiramkan alcohol pada hasil lukisan yang gagal dan sedang merenung di kamarnya. Kalau tidak, mungkin dia bakal lebih bete dari sekarang.
“Hei, kamu itu tidak punya kerjaan lain, ya? Bikin kaget orang saja.” gerutu Rion.

Kimi no Symphony - Chapter 10



Hubungan Rion dan Keiko mulai lebih baik daripada yang sudah-sudah setelah kejadian di panti asuhan. Mereka berdua tidak canggung untuk saling menyapa dan kadang-kadang bersama-sama menghabiskan waktu di taman akademi. Hal itu membuat gossip tentang mereka berdua semakin merebak, bahkan ada yang mengatakan kalau mereka sudah berpacaran.
Ketika Henny menanyakan soal gossip itu, Keiko tidak bisa menjawab apa pun dan hanya bisa tersenyum malu. Membuat dugaan itu kian menguat dan Henny lebih sering menggodanya.
“Kalau kamu suka padanya, katakan saja padaku,” kata Henny, “Aku akan membuatnya bertekuk lutut di hadapanmu.”

Kimi no Symphony - chapter 8



Hari Minggu pagi, Rion sudah siap dengan kemeja lengan panjang berwarna hitam dan celana jins. Hari ini, ia dan ibunya akan pergi ke panti asuhan bersama keluarga Henny, merayakan hari ulang tahunnya. Saat dia bangun tidur tadi, ibunya sudah ada di dalam kamarnya bersama para pelayan dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sebuah tradisi yang selalu ditekankan ibunya untuk dilakukan setiap kali diantara mereka ada yang berulang tahun.
Rion sendiri hanya tersenyum lebar, masih setengah mengantuk saat ia terbangun dengan suara para pelayan menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan ibunya membawa chocolate cake yang dihiasi lilin dengan bentuk angka 19.

Kimi no Symphony - chapter 5



Sudah sebulan Keiko bersekolah di akademi, dan selama itu, dia mendapatkan pengalaman yang menarik. Yah… kalau godaan dan rayuan dari Pak Gunawan yang kebetulan mengajar kelas music, dan tatapan sinis penuh ancaman dari Melissa dan teman-temannya memang sering dia rasakan. Tapi, Keiko tidak pernah ambil pusing. Dia lebih sering mengajak bicara Henny dan teman-temannya yang lain, sambil sesekali membantu mereka memahami pelajaran yang tidak mereka mengerti. Rupanya otak Keiko encer juga. Dia bahkan bisa menjawab soal matematika yang menurut teman-temannya bagai peringatan untuk segera dihukum mati (eh?).