Room 282 : "Aria's Journal"

Di sini adalah tempatku menuangkan semua pikiranku, baik itu novel, cerpen, maupun tulisan lainnya. Semoga kalian semua terhibur dan senang membaca semua tulisan yang ada di blog ini. Happy reading!

Angel's Lullaby - Chapter 19 Bag.2



“Kamu yakin kamu baik-baik saja?” tanya Haruto ketika mereka sudah sampai di depan rumah Arisa.
“Ya. Kurasa…” kata Arisa.
“Kamu tidak baik-baik saja.” ujar Haruto, “Wajahmu masih pucat.”

Arisa hanya diam. Dia melepas sabuk pengaman di kursinya dan segera keluar dari dalam mobil diikuti Haruto. Kedua matanya agak menyipit melihat sinar matahari yang tepat berada di atasnya.
“Sebaiknya kamu masuk. Aku akan menghubungi Yuya atau Kak Reno untuk menemanimu di rumah.” Kata Haruto.
“Tidak perlu. Aku tidak mau membuat mereka khawatir.”
“Tidak baik kalau kamu sendirian di rumah, Arisa.” Balas Haruto, “Atau kalau mau, aku akan menemanimu di rumah.”
“Lalu bagaimana dengan sekolahmu?” tanya Arisa, “Jangan bilang kamu bermaksud membolos lagi.”
“Aku memang berniat untuk membolos.” Jawab Haruto tersenyum lebar.
“Tidak boleh! Kamu ini kenapa senang sekali membolos sih?”
“Karena sebenarnya aku bisa saja lulus sekolah dengan mudah kalau saja aku tidak meminta pada ayahku untuk memasukkanku ke sekolah biasa.” kata Haruto.
“Memangnya kamu sangat jenius, ya?” kata Arisa, kemudian menggeleng, “Sudahlah, aku tidak ingin berdebat. Aku hanya ingin istirahat saja sekarang ini.”
“Kalau begitu, aku akan menghubungi Yuya atau Kak Reno dulu untuk menemanimu.”
“Tidak perlu menghubungi mereka.” kata Arisa, “Sudah kukatakan aku tidak mau membuat mereka khawatir.”
“Kalau begitu, aku yang akan menemanimu.”
Arisa mendelik kearah Haruto sementara cowok itu tersenyum lebar.
Tapi kemudian Arisa menghela nafas dan berjalan kearah pintu pagar rumahnya.
“Terserah kamu sajalah.” Kata gadis itu, yang langsung disambut oleh Haruto dengan cengiran yang makin lebar.

***

Yuya baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya setelah berjam-jam berkutat di ruang rapat untuk membahas proyek perusahaannya berikutnya ketika sekretarisnya memberikan sebuah map padanya.
“Apa ini?” tanya Yuya sambil menerima map itu.
“Entahlah, Pak. Tadi seorang kurir mengantarkannya untuk Anda pada saat rapat tadi.” jawab sekretarisnya.
“Oh, begitu…”
Yuya membuka map itu dan menemukan sebuah amplop coklat besar di dalamnya. Merasa bingung, dia membuka amplop coklat itu dan apa yang ada di dalamnya membuat raut wajahnya berubah.
“Diana, panggil kurir yang tadi membawa map ini dan suruh dia ke kantorku, secepatnya!”

***

0 komentar:

Posting Komentar