Video
itu sudah berhenti sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi, aku tidak bisa berdiri,
atau melakukan apa pun sejak gadis itu, ibuku, menyebutkan nama ayah angkatku
sebagai nama dari keturunan orang yang menjadi dalang dari sejarah Shadow dan
Hunter. Otakku rasanya beku memikirkannya. Mataku tetap menatap kearah layar
monitor, tapi isi pikiranku berkecamuk dan membuat kepalaku terasa sakit.
“Kenapa…
kenapa harus dia? Kenapa?” tanyaku pada diri sendiri, “Kenapa harus Ayah?
Kena—”