Room 282 : "Aria's Journal"

Di sini adalah tempatku menuangkan semua pikiranku, baik itu novel, cerpen, maupun tulisan lainnya. Semoga kalian semua terhibur dan senang membaca semua tulisan yang ada di blog ini. Happy reading!

Unmei Gokko - Inception



Inception
The First Miko and Senshu

Mulai hari ini kamu adalah Miko yang akan mengawasi permainan ini. Bersyukurlah karena kamu hanya menerima tugas kecil ini dibandingkan harus mati karena nyaris dimangsa oleh serigala di hutan saat aku menemukanmu.
Dia hanya diam sambil mendengarkan ucapan orang yang berdiri di hadapannya dan menggenggam kimononya dengan kedua tangan. Matanya menatap lurus kearah badai salju yang ada di luar sana. Dari jendela tempatnya berada sekarang, dia bisa melihat dengan jelas butiran-butiran salju yang memiliki banyak bentuk yang beragam.
Matanya memang bisa melihat hal sedetil apa pun bahkan dalam jarak jauh sekalipun…
Sebelum dia berada di tempat itu, dia hanyalah seorag gadis kecil biasa. Menerima perlakuan selayaknya gadis normal, bermain bersama teman-teman, tertawa bersama kedua orangtua, dan melakukan hal lain yang biasa dilakukan oleh gadis kecil sepertinya pada umumnya, namun…
… semua itu sudah berubah. Berkat rambut hitam dan mata birunya yang disebut sebagai ‘Mata Terkutuk’.
Ah, dan juga, kamu akan bertemu Soultherm-mu hari ini.
Dia menoleh dan menatap orang itu sambil mengerutkan kening.
Soultherm?”
Sebutan bagi orang yang akan berpasangan denganmu.
Dia tidak mengatakan apa-apa dan kembali memandang jendela. Badai salju masih menggila di luar sana dan dia berpikir tidak akan ada orang yang sanggup melewati badai salju selebat itu.
Suara pintu digedor terdengar oleh telinganya.
Ah, dia pasti sudah datang.
Orang itu lalu berdiri dan menuju pintu depan sementara dia sendiri masih diam di depan jendela. Samar-samar dia mendengar orang itu bicara dengan seseorang dan suara lawan bicaranya terdengar sampai ke kamarnya.
Tapi toh, dia tidak peduli. Dia lebih suka memandangi badai salju yang sedang mengamuk di luar jendelanya.
Hai,
Suara itu membuatnya menoleh dan mengerjap melihat seorang pemuda sedang menatapnya lekat-lekat dalam jarak yang sangat dekat, bahkan bahu mereka sampai bersentuhan. Rambut pemuda itu juga berwarna hitam seperti dirinya, tapi matanya… matanya seperti permata hijau yang lebih mirip lautan dalam.
Sangat jernih…
Wah… benar apa yang dikatakan King, kamu sangat cantik! Rambut hitammu juga berkilau, dan matamu… seperti langit biru.” kata pemuda itu sambil tersenyum lebar.
Dia hanya menatap pemuda itu tanpa menjawab, masih bingung karena pemuda itu berbicara dengan sangat cepat.
Hei, siapa namamu? Namaku Kurogane Kouji.
… Shirayuri…” Katanya, mengatakan nama baru yang diberikan oleh orang yang menolongnya.
Shirayuri? Namamu sangat manis, cocok untukmu.” Kata pemuda bernama Kouji itu, “Ah, mulai hari ini kamu dan aku adalah Soultherm, kan? Mohon bantuannya, ya!
Shirayuri memiringkan kepalanya sedikit dan mengerutkan kening.
Ah… kamu tidak mengerti ucapanku, ya?
Shirayuri menggeleng.
Kouji tersenyum kecil dan memegang tangan Shirayuri erat-erat.
Tidak apa-apa. Aku akan mengajarkanmu satu-persatu.” Kata pemuda itu, “Sebagai pelajaran pertama, aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Ayo!
Shirayuri tidak sempat menjawab dan hanya bisa pasrah ditarik oleh Kouji yang mengajaknya keluar dari rumah yang nyaman dan hangat itu ke tengah badai salju yang sedang mengamuk di luar sana.

****

Like sparkles light around us
My song will surrounding you with its light
Sleep well, my beloved, good night
Once you close your eyes and fall in a deep sleep
Please don’t be worry, I’ll be by your side

Sing this song, a lullaby for you…
Please sleep well, My Dear,
No matter what dream you are dreamin’ about,
Don’t worry, don’t be afraid. I’m here…
With these lights that will accompany your sleep

Close your eyes and breath slowly,
Let your mind set journey to the dreamland…

Shirayuri menyanyikan lagu yang selalu dinyanyikannya ketika Kouji akan terlelap. Pemuda itu selalu tidur dengan kepala di pangkuan Shirayuri, di manapun mereka berada dan sedang beristirahat. Kouji akan selalu meminta dinyanyikan lagu itu dan kemudian tertidur pulas.
Angin semilir menghembus dedaunan yang gugur dari pohonnya. Musim panas kali ini terasa berbeda bagi Shirayuri. Semenjak kedatangan Kouji sebagai Soultherm-nya, entah kenapa kehidupannya menjadi lebih… berwarna? Mungkin itu kata yang tepat. Sejak dia dan Kouji bertemu waktu itu, pemuda itu selalu berhasil membuat hari-harinya yang ia kira bakal membosankan menjadi lebih menyenangkan.
Shirayuri menatap wajah Kouji yang tidur di pangkuannya dan tersenyum kecil. Dia selalu suka melihat wajah Kouji yang sedang tertidur. Tampak polos dan seperti anak kecil. Sangat manis…
Aku tahu aku memang tampan, tapi terus menatapku seperti itu adalah tindak kriminal, kau tahu?” kata Kouji sambil membuka sebelah matanya sambil tersenyum dan membuat Shirayuri tergeragap kaget.
K-kamu tidak tertidur?” tanya gadis itu gugup.
Aku selalu tertidur setiap kali kamu menyanyikan lagu itu, tapi kali ini aku tidak bisa tidur.” Kouji bangun dan menguap, lalu menatap daun-daun yang tampak berguguran dengan indah di depan mereka.
Keheningan yang tercipta diantara mereka tidak mengusik suasana hati Shirayuri yang saat itu memang sedang tenang. Gadis itu hanya bersandar di bahu Kouji sambil memain-mainkan bunga kecil di tangannya.
Shirayuri,”
Ya?
Kamu mau hidup bersamaku?
Apa?
Hidup bersamaku. Kita bisa kabur dari tempat ini dan memulai hidup yang baru.” Kata Kouji, “Aku ingin kamu hidup bersamaku, bukan hanya sebagai Soultherm, tapi sebagai kekasih yang sebenarnya.
Shirayuri mendongak dan melihat wajah Kouji yang terlihat serius. Dia lalu duduk tegak dan menatap pemuda itu lekat-lekat.
Apa… kamu serius?” tanya Shirayuri, “Bukankah kamu—kita berdua tidak bisa meninggalkan tempat ini? Itu peraturan mutlak yang diberitahukan King padamu, kan?
Aku tahu… tapi aku tidak tahan melihatmu selalu bersedih.” Kata Kouji, “Aku tahu kamu selalu memasang wajah sedih setiap kali kamu memenuhi permintaan King untuk memanggil Empat Dewa dan kelelahan setiap kali melakukannya. Aku tidak suka melihatmu seperti itu.
Pipi Shirayuri memanas dengan cepat dan dia memalingkan wajahnya agar Kouji tidak melihat wajahnya yang memerah.
Shirayuri, kamu mau kan hidup bersamaku dan meninggalkan tempat ini?” tanya Kouji.
Tapi, King—
Tenang saja. Dia tidak akan tahu.” kata Kouji. “Aku akan mengusahakan satu cara agar kita bisa pergi dari tempat ini. Dan yang menjadi pertanyaannya sekarang apakah kamu mau pergi bersamaku?
Shirayuri menatap Kouji lagi, menatap dalam kearah mata hijau Kouji yang seperti mutiara di dasar lautan, kemudian mengangguk pelan.
Ya. Aku mau pergi bersamamu.

----------

Shirayuri berlari bersama Kouji, menghindari kejaran para Senshu kiriman King, yang sekarang mengejar mereka.
Rencana pelarian mereka agar terbebas dari takdir dalam permainan Shigi tidak berjalan mulus. Entah bagaimana rencana mereka ketahuan dan akhirnya sampai ke telinga King, yang marah dan menyuruh para Senshu untuk menangkap mereka. Shirayuri tidak tahu apa yang akan dilakukan laki-laki yang memegang kekuasaan atas segala hal dalam permainan Shigi itu, tapi dia tidak akan membiarkan King menangkap Kouji.
Aarggh!!
Shirayuri berhenti berlari dan melihat sebuah anak panah menancap di bahu kanan Kouji. Panah itu menancap cukup dalam dan membuat langkah Kouji terhenti.
Kouji!
Shirayuri berlutut di sebelah Kouji dan berusaha menyembuhkan luka pemuda itu. Namun dia tidak sempat melakukannya lebih jauh ketika sebuah tangan menariknya dengan kasar dari sisi Kouji.
King berdiri di hadapannya, mencengkeram tangannya dengan begitu keras hingga terasa sangat sakit.
Aku sudah memperingatkan kalian berdua agar tidak memberontak dariku. Tapi kalian melanggarnya.” Kata King, “Bersiaplah menerima akibatnya!
King mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Di tangannya itu dia menggenggam sebuah pisau kecil yang tampak tajam dan di gagangnya terukir ukiran bunga krisan. Pisau yang pernah ditempa oleh Kouji dan mengandung kekuatan yang hanya bisa dikendalikan oleh King.
Kouji melihat King akan menikam Shirayuri dengan pisau itu. Ia cepat-cepat bertindak dan menyelamatkan gadis itu tepat pada waktunya. Mengabaikan rasa sakit di bahu kanannya, dia membopong Shirayuri menjauh dari King yang menggeram marah kearah mereka.
Vermillion! Festialle!
Dua sosok burung besar berwarna merah dan biru tiba-tiba muncul dari langit. Kedua burung itu memekik keras dan membuat para Senshu yang mengejar mereka berhenti dan menutup telinga. King juga menutup telinganya karena lengkingan keras dari kedua burung itu membuat kepalanya terasa pusing.
Kouji menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Kakinya dengan cepat berlari meninggalkan tempat itu, dan membiarkan kedua burung merah dan biru yang dipanggilnya membereskan segalanya.

****

Kouji menurunkan Shirayuri di sebuah padang rumput yang cukup jauh dari tempat mereka diserang tadi. Gadis itu menatapnya dengan wajah pucat, terutama ketika melihat bahu kanan Kouji masih belum sembuh benar.
Lukamu…
Tidak apa-apa. Sebentar lagi pasti juga sembuh.” Kata Kouji, “Kamu tidak apa-apa?
Aku… tidak apa-apa. Tapi lukamu akan bertambah parah jika tidak segera diobati.” Kata Shirayuri.
Aku sudah bilang ini bukanlah masalah besar. Tidak perlu khawatir.” Ujar Kouji sambil tersenyum.
Shirayuri terdiam dan tidak bicara apa-apa lagi. Lama mereka terdiam dan hanya memandangi padang rumput di hadapan mereka.
Sekarang… apa yang harus kita lakukan?” tanya Shirayuri, “Apa kita sudah benar-benar bebas?
Kuharap demikian. Tapi kita masih bagian dari permainan kematian itu, dan yang pasti posisimu sebagai Miko juga tidak bisa diubah dan diambil oleh siapapun. Kekuatan Sacrel di dalam tubuhmu tidak akan berpindah kecuali kamu menginginkannya.” Kata Kouji.
Shirayuri mengangguk, “Lalu… apa yang akan kita lakukan agar bisa bebas?
Sebenarnya hal itu masih kupikirkan.” Kata Kouji, “Tapi saat ini aku tidak bisa memikirkannya.
Jadi… kita masih tetap menjadi bagian permainan itu?
Begitulah. Tapi jangan khawatir, aku akan menemukan caranya agar kita bisa bebas.
Aku percaya kok.” Shirayuri tersenyum, “Kouji, beristirahatlah di pangkuanku. Kamu lelah, kan?
Memangnya boleh? Aku tidak ingin mengotori pakaianmu.
Tentu tidak.” kata Shirayuri sambil menggeleng, “Aku ingin kamu beristirahat dulu, setelahnya baru kita memikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya.
Kouji tersenyum dan mengistirahatkan kepalanya di pangkuan Shirayuri. Ditatapnya wajah gadis yang disayanginya itu dan menggenggam tangan mungil yang mengelus rambutnya.
Shirayuri,
Ya?
Menunduklah sedikit.
Shirayuri menundukkan kepalanya dan Kouji mencium bibir gadis itu.
Aku mencintaimu.” Kata pemuda itu sebelum memejamkan matanya dan mulai terlelap.
Shirayuri yang masih terkejut dengan tindakan Kouji barusan hanya bisa mengerjap dan tersenyum kecil. Dikecupnya kening pemuda itu dan membisikkan kata-kata yang membuai Kouji kealam mimpi.
Aku juga mencintaimu.”

0 komentar:

Posting Komentar