Rei’s Side
Aku keluar dari mobil yang dikemudikan Mizuki
dan mengernyit ketika melihat puing-puing bangunan yang dulunya adalah panti
asuhan tempatku dibesarkan. Tempat ini masih tidak berubah dari yang dulu
kulihat setelah dihancurkan oleh Clematis. Ingatan ketika organisasi itu
menghancurkan tempat ini membuat hatiku nyeri, dan lagi-lagi aku teringat Runa.
Mizuki menutup pintu mobil dan
melepas kacamata hitam yang dikenakannya. Dia menoleh-noleh sambil mengetikkan
sesuatu pada alat navigasi di tangannya.
“Lewat sini.”
Aku mengikuti Mizuki menuju ke
tengah puing-puing bangunan itu. Kulihat dia berjongkok di salah satu puing
bangunan paling besar dan menganggukkan kepalanya.
“Bantu aku menyingkirkan benda ini,
Rei.”
Aku segera membantunya
menyingkirkan beton yang menghitam itu dan melihat di bawahnya ada sebuah garis
yang membentuk kotak, dan… sebuah teralis besi di tengahnya. Mizuki mengelus
permukaan teralis besi yang tampak seperti baru itu dan membukanya. Suara
berderit dari besi mengingatkanku kalau tempat ini pernah terbakar dan
setelahnya ditinggalkan begitu saja hingga sering terkena perubahan cuaca.
Mizuki mengambil senter kecil dari
saku jaketnya dan mengisyaratkanku untuk mengikutinya ke bawah teralis besi
itu. Di bawah sana terdapat tangga yang cukup untuk dilewati satu orang. Kami
berdua menuruni tangga itu dan berjalan dengan hanya penerangan berupa senter
yang dibawa Mizuki…
… sebenarnya aku tidak memerlukan
senter atau apa pun karena aku bisa melihat dalam kegelapan, layaknya kelelawar
dan burung hantu. Tapi Mizuki adalah manusia biasa dan bukannya anggota Raven
yang sudah dimutasi DNA-nya.
Semakin ke dalam, kami tidak lagi
menemui tangga dan langit-langitnya juga jadi lebih tinggi daripada saat kami
masih menuruni tangga. Mizuki tetap berjalan di depanku. Setelah berjalan
sedikit lebih jauh, kami sampai di depan sebuah pintu besi yang sudah berkarat
di makan usia. Mizuki mengelus pintu itu dan mendorongnya hingga terbuka. Dia
lalu masuk ke dalam dan meraba-raba dinding, seperti sedang mencari saklar
lampu.
“Bukankah di sini tidak ada
listrik?” tanyaku ketika melihat apa yang sedang dilakukannya.
“Tempat ini memiliki listrik, dan
ketika membuka pintu teralis besi tadi, listrik di bawah sini juga ikut
menyala.” Jelas Mizuki, “Pintu teralis besi itu adalah sensor penanda seseorang
masuk dan kemudian mengirimkan sensor itu pada pusat pembangkit listrik di tempat
ini.”
“Dari mana kamu tahu hal itu?”
“Karena aku dulu pernah berada di
sini.” katanya, lalu menatapku, “Kedua orangtuaku dulu adalah staf laboratorium
di sini dan termasuk orang-orang yang bertanggung jawab atas proyek yang sedang
ingin kamu cari tahu itu. Aku dan Yuzuki kerap kali diajak orangtua kami
kemari.”
“Tapi… aku tidak tahu di sini
adalah laboratorium. Bukankah di atas tempat ini adalah panti asuhan tempatku
dan Runa dibesarkan?” tanyaku lagi.
“Lihat saja sendiri,”
Setelah mengatakan itu, tempat ini
kemudian diterangi oleh lampu-lampu yang menyala di seluruh ruangan. Aku
terkejut melihat tempat ini benar-benar laboratorium. Walau tertutup oleh debu
dan juga sarang laba-laba, tapi aku bisa melihat beberapa inkubator dan juga
meja yang berisi berkas-berkas yang sudah menguning. Di sisi lain ruangan ada
sebuah komputer lengkap dengan layar raksasa di atasnya yang tersambung pada
kabel-kabel inkubator.
“Ini…”
“Selamat datang di laboratorium
pusat Akabara[1].”
Kata Mizuki, “Pusat penelitian proyek Realm
Exchange.”
“Realm… Exchange?”
“Ya. Proyek RE yang kamu cari tahu itu adalah proyek mengenai mengubah manusia
menjadi mesin pembunuh yang selama ini kita kenal sebagai Claydoll, dan menjadi awal terbentuknya Clematis dan Raven.”
***
Rei’s Side
“Mengubah manusia… menjadi mesin pembunuh?”
Mizuki mengangguk dan berjalan
kearah sebuah meja dan bersandar di sana.
“Proyek Realm Exchange, atau yang lebih dikenal dengan nama RE adalah proyek yang sudah dijalankan
lebih dari seratus tahun yang lalu, bahkan sebelum Perang Dunia Ketiga
dimulai.” katanya. “Proyek RE adalah proyek
yang sebenarnya bertujuan baik, dan bukannya untuk membuat mesin pembunuh Claydoll. Tapi sekitar lima tahun
setelah proyek ini dicetuskan, ada pihak yang ingin membuat pasukan tentara agar
memenangkan perang yang sedang berlangsung di daerah Timur Tengah. Dan begitu
saja, proyek ini menjadi cikal bakal Perang Dunia Ketiga.
“Saat Perang Dunia berlangsung,
proyek ini langsung diberhentikan dan semua orang yang berhubungan dengan
proyek ini dibunuh. Namun ada seseorang yang berhasil selamat dari pembunuhan
yang dilakukan pemerintah pada orang-orang yang berhubungan dengan Proyek RE. Orang itu lalu menyimpan
berkas-berkas dan hasil penelitian mengenai proyek itu dan tidak pernah
memperlihatkannya pada siapa pun, bersamaan dengan itu muncul organisasi yang
menamakan diri mereka Clematis, organisasi criminal yang kita kenal sekarang.”
Mizuki lalu menatapku, “Jika kamu
ingin mengetahui lebih dalam, aku tidak bisa memberitahumu, Rei. Itu adalah
rahasia selama seratus tahun terakhir. Dan aku sudah berjanji pada kedua
orangtuaku untuk tidak menyebut-nyebut soal proyek itu.” katanya.
“Tapi… aku masih belum mengerti.
Lalu apa hubungannya denganku?”
“Denganmu?”
“Diva, ilmuwan yang disebut
orang-orang sebagai jenius di Clematis itu mengatakan aku adalah percobaan
sukses dari Proyek RE.” kataku.
“Ah…” Mizuki manggut-manggut.
“Kalau aku tidak salah, ada sebuah file
yang berhubungan dengan penelitian dua puluh tahun lalu di rak itu.”
Aku menoleh ke belakang, tepat
kearah sebuah rak kecil yang memuat berbagai macam berkas dan folder yang tertutup debu.
“Di sana mungkin ada jawaban yang
kamu cari.” Kata Mizuki lagi.
“Dan mengenai percobaan seratus
tahun lalu?”
“Kurasa semuanya ada di rak itu.”
Aku berjalan kearah rak itu dan
menepis debu tebal yang ada di sana. Kutelusuri setiap folder yang ada di sana dan menemukan folder yang berhubugan dengan penelitian seratus dan dua puluh
tahun yang lalu.
Aku mengambil kedua folder itu dan menelitinya sebentar.
Pandanganku tertuju pada sebuah tulisan tangan yang tampak tidak asing di folder berkas dua puluh tahun lalu.
… Kujo Hitoshi, 20 Februari 2089. Proyek Realm Exchange.
Itu… nama ayahku.
***
Rei’s Side
Sampai di rumah, aku langsung menuju kamarku
dan membuka isi folder yang kubawa.
Aku memulainya dari folder berkas
seratus tahun lalu.
Berkas-berkas di dalam folder itu sudah menguning dan beberapa
terdapat bercak berwarna kecokelatan. Tulisan-tulisannya juga sudah mulai
kabur, tapi aku bisa membacanya sedikit-sedikit.
… proyek ini dilaksanakan untuk mengetahui
sampai di mana manusia bisa bertahan setelah DNA mereka dimutasi. Beberapa
sampel DNA direplika dan diuji coba pada cloning yang diciptakan…
… percobaan berhasil, umat manusia tidak akan
lagi menderita penyakit serius dan biaya yang digunakan untuk rumah sakit bisa
diminimalisir…
…kesalahan terjadi pada cloning #009… obat
penangkal segera dibuat…
… Rigmarole
Medicine…
… proyek dibatalkan. Hasil tidak mencapai standar
yang ditetapkan…
“Rigmarole Medicine?”
Aku merasa pernah mendengar tentang
‘Rigmarole Medicine’ sebelumnya. Tapi… kapan?
Aku beralih pada folder berkas dua puluh tahun yang lalu.
Ketika aku membukanya, selembar kertas terjatuh dan aku segera memungutnya. Aku
tertegun ketika melihat kertas itu adalah kertas foto ayahku bersama seorang
wanita berambut perak yang sedang tersenyum kearah kamera sambil menggendong
seorang bayi mungil di tangannya.
Aku kenal wanita berambut perak
itu.
Itu Leia!
Aku membalik foto itu dan di sana
tertera tulisan yang membuatku semakin kaget.
Bersama istriku, Leia dan putra kami yang
baru lahir, Rei.
“Leia… Leia adalah… ibuku?”
Aku menatap foto itu lekat-lekat
dan menyadari bayi mungil dalam gendongan itu adalah aku.
Aku segera membaca berkas-berkas di
dalam folder itu, yang tulisannya masih sepenuhnya bisa terbaca.
Kujo Hitoshi, catatan mengenai Proyek RE
Proyek ini kembali dibuka bertepatan
dengan hari jadi Edenia. Tuan Alfredo memintaku untuk membuka kembali proyek
yang seharusnya sudah ditutup seratus tahun yang lalu ini dengan alasan
keamanan Negara. Clematis dikabarkan kembali muncul, dan kekuatan Raven harus
ditingkatkan.
Untuk itu aku mengajak Hanazaki Jiiro dan
Karen untuk bergabung. Kami bertiga membuat tim untuk membuka kembali proyek
ini secara diam-diam, dari balik bayangan. Namun, kami sedikit kesulitan karena
proyek ini dibuka tanpa status resmi, dan kesulitan kami sangat mendasar berupa
dana dan peralatan. Untungnya, Jiiro tahu di mana kami bisa mendapatkan
peralatan yang memadai. Dia menyarankan kami untuk memakai laboratorium Akabara, laboratorium yang pernah
dipakai untuk proyek ini dan tersembunyi di bawah sebuah panti asuhan.
Pekerjaan kami sedikit lebih ringan
setelah mendapatkan peralatan yang memadai dari laboratorium Akabara. Masalah dana bisa kami atasi
dengan sedikit bantuan dari Tuan Alfredo. Pekerjaan kami yang sebenarnya
dimulai di sini. Pertama-tama kami harus membuat Rigmarole Medicine terlebih
dahulu, sebagai tindakan pencegahan kalau-kalau ada kejadian tak terduga.
---
Kujo Hitoshi, catatan mengenai Proyek RE
Kami berhasil membuat Rigmarole Medicine,
dan sekarang sedang mencari sampel percobaan untuk kami jadikan uji coba
pertama kami.
Jiiro menyarankan kami untuk menggunakan
hewan seperti kelinci atau tikus sebagai percobaan pertama, tapi aku
menginginkan sampel DNA asli dari manusia. Hal ini menjadi perdebatan kami
berdua, dan kami nyaris terpecah karena masalah ini.
Kami akhirnya mengambil jalan tengah,
yaitu menggunakan DNA kami masing-masing. Setelah percobaan terus-menerus
dengan DNA masing-masing, kami menemui titik terang untuk program permutasian
DNA anggota Raven agar bisa menang melawan Clematis.
---
Hanazaki Jiiro, catatan mengenai Proyek RE
Dua tahun sudah kami menjadi tim dalam
Proyek RE, dan selama ini semuanya
berjalan lancar. Kemudian kami sampai di mana kami memerlukan manusia sungguhan
untuk menguji coba hasil penelitian kami.
Hal ini kembali menjadi perdebatan antara
aku dan Hitoshi. Kami kembali berdebat, dan perdebatan ini seperti tidak ada
ujungnya. Aku dan Karen hampir berhenti dari proyek ini ketika Hitoshi
mengemukakan ide gila.
Mengorbankan putranya sendiri.
Leia, istri Hitoshi, baru melahirkan
seorang putra dan Hitoshi berniat menjadikannya sebagai percobaan pertama
proyek kami.
Itu adalah ide gila yang pernah
dikemukakan Hitoshi padaku dan Karen, tapi kami tidak bisa berbuat banyak. Kami
kekurangan dana dan kegiatan kami mulai tercium sebagai percobaan illegal
hingga Hitoshi mulai cemas dengan janji Tuan Alfredo bahwa kami dilindungi oleh
Raven. Dengan berat hati aku dan Karen menyetujui rencana Hitoshi.
Awalnya Leia menolak menjadikan putranya
sebagai percobaan suaminya, namun setelah dibujuk, akhirnya ia mau menyerahkan
putranya untuk dijadikan sampel percobaan pertama. Pekerjaan kami lalu dimulai
dari sini. Dan selama beberapa tahun ke depan kami akan memantau perkembangan
fisik dan mental putra Hitoshi dan mencatat segala hal yang mungkin menjadi
kecacatan dalam proyek ini.
Aku tertegun membaca berkas-berkas
itu. Jadi benar aku adalah percobaan sukses dari Proyek RE? Dan ayahku sendirilah yang mengorbankanku, putranya sendiri,
untuk dijadikan percobaan.
Samar-samar aku ingat dulu sering
diajak pergi ke ruangan asing serba putih dan di sana aku diberi tes-tes yang
menurutku cukup aneh.
Ya… aku ingat sekarang. Wanita yang
dulu merawatku adalah Hanazaki Karen, ibu Yuzuki dan Mizuki. Aku menganggapnya
ibu karena dialah yang paling dekat denganku saat itu.
Tapi, kenapa ibuku sendiri, Leia,
tidak merawatku saat itu?
Aku kembali melanjutkan membaca
berkas di tanganku dan berharap menemukan jawaban yang kucari. Aku membaca
laporan tepat setelah tujuh tahun aku lahir dan ditulis oleh Hanazaki Jiiro.
Hanazaki Jiiro, catatan mengenai Proyek RE
Hari ini Rei dibawa kembali ke
laboratorium untuk diperiksa kembali. Setiap sebulan sekali kami memberinya
Rigmarole Medicine untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, terjadi. Dan
sampai hari ini tidak ada kejadian aneh yang terjadi pada Rei selain tubuhnya
yang terbilang cukup tinggi untuk anak-anak seusianya. Leia juga datang
bersamanya dan dia sempat mengerutkan kening ketika melihat putranya diberi
macam-macam tes di hadapannya.
Aku bisa maklum dengan sikapnya, mengingat
dia sebenarnya tidak ingin putranya menjadi kelinci percobaan.
Rei tumbuh menjadi anak yang ceria, tidak
kelihatan kalau dia berbeda dari anak-anak kebanyakan. Kami mencatat setiap
perubahan yang terjadi padanya selama tujuh tahun terakhir ini dan hasilnya
benar-benar luar biasa. Sel-sel di dalam tubuhnya berkembang dengan sangat baik
sehingga dia tidak gampang sakit dan mempunyai kemampuan yang tidak pernah kami
bayangkan sebelumnya.
Kami tetap menjaga bahwa Rei adalah
percobaan pertama kami dari pihak luar selain Leia dan Alfredo Sandreas,
pemimpin organisasi Raven. Sejauh ini tidak ada yang tahu Rei menjadi percobaan
pertama Proyek RE setelah seratus
tahun terakhir tidak pernah terdengar kabar dari proyek tersebut. Aku dan
Hitoshi selalu berhati-hati ketika membawa Rei ke laboratorium Akabara.
---
Hanazaki Jiiro, catatan mengenai Proyek RE
Kali ini kami menemukan sesuatu yang
mengejutkan. Rei memiliki kemampuan yang tidak pernah dimiliki umat manusia
sebelumnya, dia bisa melihat dalam gelap, bahkan tanpa kacamata infrared. Aku dan Karen sempat meneliti
kemungkinan kami salah memberikan obat pada Rei, kami juga sudah membicarakan
hal ini pada Hitoshi namun tidak mendapat dugaan mengapa hal tersebut bisa
terjadi.
Tapi, ini benar-benar sesuatu yang
mengejutkan. Kemampuan melihat dalam gelap seperti yang dimiliki Rei dapat kami
terapkan pada mutasi DNA anggota Raven. Kami memberitahu hal ini pada Leia,
karena dia adalah anggota senior dalam organisasi Raven, dan dia segera
menyampaikannya pada Tuan Alfredo.
Ini benar-benar mengejutkan! Kami
benar-benar harus berterima kasih pada Rei yang menjadi percobaan pertama kami.
Aku akan memastikan namanya dikenang sebagai percobaan proyek pertama yang
berhasil.
---
Kujo Hitoshi, catatan mengenai Proyek RE
Ini adalah catatan terakhir. Warga
setempat mulai mencurigai kegiatan proyek ini
dan melaporkan kami pada polisi. Saat aku mengetahui hal ini, aku
meminta bantuan Tuan Alfredo untuk perlindungan, tapi permintaan ini tidak
digubris.
Dan kemudian aku mendapat berita dari Leia
bahwa Tuan Alfredo didesak oleh pemerintah Edenia untuk menghancurkan Proyek RE. Entah siapa yang menyebut kalau
proyek ini adalah milik Clematis, dan akhirnya memicu warga di Edenia resah
hingga menyuruh pemerintah untuk memburu kami sebagai ilmuwan yang bertanggung
jawab atas semua ini.
Walau sebenarnya aku sudah menduga hal
seperti ini akan terjadi, aku tidak menyangka ada yang sengaja menghasut kepala
pemerintah Edenia dan memutar-balikkan fakta bahwa penelitian yang kulakukan
adalah untuk organisasi Clematis.
Aku menyuruh Karen dan Jiiro membawa Rei
pergi sementara Leia mencoba memberikan waktu pada kami agar bisa menghancurkan
seluruh data yang ada pada komputer dan juga berkas-berkas penting di
Laboratorium Akabara. Aku dan Jiiro bekerja
secepat mungkin memusnahkan semua data yang ada…
Catatan itu berhenti sampai di
situ, dan di bawahnya seperti ada bekas sobekan. Aku mencoba mencari sobekan
kertas itu tapi tidak menemukannya. Aneh. Apa ada seseorang yang sengaja
menyobeknya?
Tapi… ternyata aku benar-benar
percobaan sukses dari Proyek RE yang
dibangkitkan ayahku lagi setelah seratus tahun. Aku satu-satunya percobaan
proyek itu dan masih hidup sampai sekarang. Aku memiliki kesempurnaan DNA yang
lebih dibandingkan anggota Raven yang lain, dan mungkin juga memiliki kemampuan
lain yang sebenarnya tidak kusadari sebelumnya.
Tidak heran Leon mengatakan
luka-lukaku lebih cepat pulih dibandingkan anggota Raven yang lain. Tidak heran
kalau Diva mengatakan aku adalah percobaan sukses proyek terlarang itu.
Tapi, tunggu. Lantas, kenapa Ayano
disebut sebagai bagian dari Proyek RE?
Apa… apa dia juga…
Bunyi ponsel membuatku tersentak
kaget dan aku segera menyambar benda mungil itu dari atas meja.
“Di sini Rei.”
“Rei, bisa kamu ke markas sebentar? Kita akan mengadakan rapat.”
Suara Leia terdengar di seberang
telepon, dan aku harus menahan diri untuk tidak
bertanya tentang kebenaran yang baru saja kudapatkan dari folder yang kubawa dari Laboratorium Akabara.
“Dan… ada yang ingin kubicarakan.”
“Baiklah. Aku segera ke sana.”
Aku menutup telepon dan membereskan
berkas-berkas yang berserakan di meja. Kuambil kunci mobil di atas meja di
dekat tempat tidurku dan segera pergi ke markas.
***
Ayano’s
Side
Aku membuka mataku dan mengerutkan kening.
Kepalaku terasa sakit seperti dihantam palu besi dengan sangat keras. Aku
memegang kepalaku dan merasakan ada perban yang melekat di sana.
“Ini…”
“Kamu sudah sadar?”
Aku menoleh dan melihat Hirano Leia
berdiri di samping tempat tidur sambil memegang sebuah benda kecil seperti microchip.
“Apa… yang terjadi?”
“Aku sudah mengeluarkan alat
penyadap yang ada di dalam kepalamu.” Katanya sambil memperlihatkan benda yang
ternyata memang microchip di
tangannya, “Aku yakin ketika Diva membuatmu, dia memasukkan benda ini ke dalam
kepalamu sehingga dia tahu apa saja yang terjadi pada dirimu.”
“Jangan mencoba bangun dulu. Kamu
harus beristirahat selama kurang lebih dua jam. Itu waktu yang cukup singkat
untukmu menyembuhkan diri, apalagi kamu adalah percobaan Proyek RE kedua yang sukses.”
“Proyek RE? Ah, ya… benar juga.” Aku mengangguk-angguk, “Kali ini aku
percaya padamu.”
“Terima kasih,” dia tersenyum dan
meletakkan microchip itu di atas
meja.
Aku menatap langit-langit dan
menghembuskan nafas perlahan.
“Sekarang Diva tidak akan
mengetahui apa yang terjadi padamu, dan hanya aku yang tahu apa yang terjadi di
seluruh Edenia ini.” katanya lagi.
“Bagaimana bisa?”
“Hm? Katakanlah, aku punya akses
khusus di sini,” dia menunjuk kepalanya, “Di dalam otakku tertanam microchip yang sama, namun milikku
disebut ‘Pengendali’ atau Tracker.”
“Tracker?”
“Cara kerjanya mirip sinyal radio.
Ketika aku memusatkan pikiranku pada suatu objek tertentu yang juga ditanami microchip yang sama, aku bisa tahu apa
yang terjadi pada objek tersebut dan apa yang sedang dilakukannya.” Jawabnya,
“Tapi, aku sudah lama tidak menggunakan Tracker-ku,
jadi agak sedikit sulit ketika aku mencobanya lagi padamu saat kamu pingsan.”
“Karena itukah Profesor Diva tahu apa
yang terjadi padaku? Seperti saat aku mendengar suara Runa Oneesan di dalam kepalaku? Dia memiliki microchip yang sama seperti milikmu?”
“Kira-kira begitulah.”
Aku mengangguk-angguk lagi dan
mengerutkan kening, “Tapi kalau begitu, bukankah kau jadi lebih mirip… robot?
Seperti senjata biohazard yang
diciptakan Clematis?”
“Memang. Namun, aku tetap manusia.
Dan walaupun DNA-ku sudah dimutasi, ditingkatkan, dan disempurnakan, aku tetap
manusia. Kemampuan Tracker milikku
tidak bisa digunakan sesering mungkin, apalagi aku sudah tua, itu akan memakan
banyak energiku.”
“Dan bisakah kamu menjaga rahasia
dari semua orang kalau aku mengetahui segala hal seperti Diva? Itu akan
merepotkan jika ada orang lain yang mengetahuinya. Mungkin mereka akan
memburuku dan mungkin melakukan percobaan padaku.”
“Aku tidak bisa menjamin aku akan
tutup mulut.” Balasku, yang disambut tawa kecil darinya.
“Aku akan meninggalkan roti dan jus
ini di sini. Ketika kamu sudah merasa lebih baik, segeralah mengisi perutmu dan
temui aku di ruangan sebelah. Aku dan yang lain akan mengadakan rapat, dan
kuharap kamu mau bergabung.”
“Memangnya aku boleh ikut bergabung
dalam rapat itu? Bukankah aku musuh kalian?”
“Aku tidak menyangkal hal itu,” dia
mengangguk, “Tapi jika benar kesadaran Runa-chan
ada padamu… kamu tentu masih ingat apa yang kukatakan sebelum aku mengoperasi
kepalamu, kan?”
Aku mengangguk pelan.
“Runa Oneesan akan mati jika dalam waktu kurang dari 24 jam tidak
memiliki kesadarannya sepenuhnya.” Kataku.
0 komentar:
Posting Komentar